PERAN IPTEK UNTUK MENINGKATKAN KEIMANAN MANUSIA (MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul "PERANAN IPTEK DALAM ISLAM UNTUK
MENINGKATKAN IMAN MANUSIA" tepat pada waktunya.
Penyusunan
makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan dari berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Banjarmasin, November 2017
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengertian IPTEK dan ISLAM................................................................................ 2
B. Hubungan IPTEK dan ISLAM............................................................................... 4
C. Peranan Islam Dalam IPTEK.................................................................................. 5
D. Alasan Umat Islam Dituntut Menguasai
IPTEK..................................................... 6
E. Perlunya
Integrasi Pendidikan Iman, Takwa, dan IPTEK....................................... 6
F. Manfaat
IPTEK Dalam Islam.................................................................................. 7
G. Positif Dan Negatif Dampak IPTEK...................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saaran.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern
industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat.
Contohnya :
Ø Dengan di
temukannya Komputer dan Internet oleh Charles Babbage dan Leonardo Kleinrock.
Dengan Komputer dan Internet kita dapat mengirim surat melalui e-mail dengan
waktu yang singkat. Sebelum ditemukannya Komputer dan Internet untuk mengirim
surat diperlukan kertas dan tinta untuk menulis surat, lalu memerlukan waktu
berhari-hari untuk mengirimkan surat melalui jasa pos.
Ø Dengan
ditemukannya mesin jahit oleh Elias Howe,
dalam satu menit manusia dapat melakukan 7000 tusukan jarum jahit. Sebelum
ditemukannya Mesin Jahit dalam satu menit manusia hanya dapat melakukan 23
tusukan jarum jahit dengan tangan.
Ø Dengan
ditemukannya Pesawat Terbang oleh Wright
Brothers (Orville Wright dan Wilbur Wright). Kita hanya perlu waktu kurang
lebih 12 jam saja untuk sampai ke tanah suci. Sedangkan dulu sebelum
ditemukannya pesawat, kita perlu waktu berhari-hari untuk sampai ke tanah suci
menggunakan kapal.
Seiring dengan majunya perkembangan zaman, IPTEK
menjadi sasaran utama dan menjadi kebutuhan utama yang di perlukan bagi
manusia.
Tapi di sisi
lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan
dan martabat manusia. Contohnya :
Ø
Bom
atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun
1945.
Ø
Pada
tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah
dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang
asli, ternyata telah disimpan di “bank” dan kemudian baru dititipkan pada
bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa
berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri
(Hadipermono, 1995).
Ø
Tak
sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan
kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan,
dan perjudian.
Di
sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk
ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak
iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal
mungkin.
B.
Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan peranan
IPTEK dalam ISLAM agar bermanfaat bagi kedupan manusia dan meningkatkan
keimanan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
IPTEK dan ISLAM
I. Pengertian IPTEK
IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan
teknologi, yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan
ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi
IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu
penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan
dibidang teknologi itu sendiri.
Lalu
kita bahas mengenai pengertian Ilmu, Pengetahuan dan teknologi:
Ø Ilmu
adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk
mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu
merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.
Ø Pengetahuan
adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari
pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena
kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan
sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Ø Teknologi
adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan
yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk
menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.
II. Pengertian
Agama
ISLAM
adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan Islam
merupakan agama yang berintikan keimanan dan amal perbuatan. “Keimanan” itu
merupakan akidah dan pokok (pangkal utama), yang di atasnya berdiri syari’at
Islam. Yang kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya. Sedangkan
“Perbuatan” itu merupakan syari’at dan cabang-cabang yang dianggap sebagai buah
yang keluar dari keimanan serta akidah itu. Keimanan dan perbuatan, atau dengan
kata lain’akidah dan syari’at’, keduanya itu antara satu dengan yang lain
sambung-menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu
dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai buah dengan pohonnya, sebagai
musabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimahnya
(pendahuluannya). (Aqidah Islam. Sayid Sabiq h. 15)
Oleh
karena adanya hubungan yang erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan
penyebutannya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al Quran Al Karim,
hal ini dapat dilihat dalam firman-firman Allah SWT yang menerangkan hubungan
keimanan dan perbuatan, antara lain:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا
مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ
ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“,,Berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, bahwasanya mereka itu
akan memperoleh surga yang di bawahnya mengalirlah beberapa sungai”.
QS. Al Baqarah 25
مَنْ عَمِلَ
صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“,,Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan, baik ia lelaki atau perempuan dan ia seorang yang beriman,
maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti kami
beri balasan dengan pahalanya, menurut yang telah dikerjakan dengan
sebaik-baiknya”.
QS. An Nahl 97
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ
الرَّحْمَٰنُ وُدًّا
“,,Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan beramal shalih, maka Tuhan Yang Maha Pengasih akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”.
QS. Maryam 96
B.
Hubungan IPTEK dan Islam
Ilmu pengetahuan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab kata
islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”,
mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam
Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di
langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh
kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam
semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu
menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah
sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan
sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang
dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para
ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan
berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang
menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat
pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
C.
Peranan Islam Dalam IPTEK
Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek,
yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek.
Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah
Saw.Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat
ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini
umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam
segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu
pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,
mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi
paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya
Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah
Islam.kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan
fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang
ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan
paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia.Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika
Aqidah Islam dijadikan landasan iptek,. Yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam
sebagai landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada
al-Qur`an dan al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada
al-Qur`an dan al-Hadits. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan al-Qur`an
dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori
Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana
yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang
lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang. Berarti, manusia
sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi
organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menegaskan,
Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia sekarang adalah
keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya sebagaimana fantasi
Teori Darwin (Zallum, 2001).
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah
bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam
pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak
boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim yng bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas ,mengkloning manusia manusia, mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim yng bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas ,mengkloning manusia manusia, mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.
D.
Alasan Umat Islam Di Tuntut Menguasai IPTEK
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan
salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita
membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar
yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang
lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu
akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan
ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai
sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari
dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang
penting.Umat islam pun juga sangat membutuhkan IPTEK sebagai alat penyiaran
islam, sehingga di tuntut harus menguasai IPTEK agar pekerjaan / dakwah
berjalan sesuai apa yang di inginkan.
E.
Perlunya Integrasi Pendidikan Iman, Takwa, dan IPTEK
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan
memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah swt.
Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang
bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika
demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara
maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).
F.
Manfaat IPTEK Dalam Islam
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
disatu sisi memang berdampak positif. Yakni dapat memperbaiki kualitas hidup
manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi,
terbukti sangat bermanfaat. Contohnya: Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam
satu menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau
kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan permenit (Qardhawi, dikutip
dalam M. Shiddiq Aljawi, 2005).
Tapi disisi lain, tak jarang IPTEK berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan martabat manusia. Bom atom telah
menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Disinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali.
Disini akan
dibahas manfaat‑manfaat Positif IPTEK diantaranya :
a)
Memperoleh Kemudahan
Memperoleh kemudahan dalam hidup dengan mengembangkan
potensi diri dan dengan memanfaatkan segala yang Allah tundukkan bagi manusia
di alam ini sejalan dengan kehendak Allah. Allah menghendaki manusia memperoleh
kemudahan, dan tidak menghendaki menghadapi kesusahan hidup. Hal itu dinyatakan
oleh Allah dalam firman-Nya:
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ
وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا
أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ
وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ
عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah (2) :185)
Allah menyatakan, bahwa memang Allah sengaja memberikan berbagai kemudahan kepada manusia agar manusia hidup dengan mudah.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ
Artinya:
“Dan Kami memberimu kemudahan agar kamu memperoleh kemudahan”.
(QS. al‑A’la
(87) : 8).
b)
Mengenal dan Mengagungkan Allah.
Ketika pertama manusia mengembangkan teknologi
bangunan, manusia telah diberikan contoh langit yang tinggi, yang luas dan
kokoh, yang tidak takut akan runtuh. Begitu pula ketika manusia mengembangkan
teknologi pesawat udara, Allah telah memberikan contoh bagaimana burung bisa
terbang di angkasa dengan stabil, mampu mempertahankan keseimbangan tanpa takut
jatuh, dan lain sebagainya. Karena itu ketika menerangkan berbagai struktur di
alam ini, Allah menyatakan bahwa semua itu menjadi pelajaran bagi manusia untuk
lebih mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya.
c)
Meningkatkan Kualitas Pengabdian Kepada Allah
Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi
kepada‑Nya. Demikian dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya:
“Dan tidaklah Au menciptakan jin dan
manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku”.
(QS. al‑
Dzariyat (51) : 56).
Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara
benar dalam konteks tugas pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini
akan mampu meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya,
adalah produk teknologi yang dimanfaatkan oleh umat Islam setiap hari untukl
mengetahui waktu-waktu shalat sehingga umat Islam dapat menunaikan ibadah
shalat tepat pada waktunya, begitu pula kompas dimanfaatkan untuk mengetahui
arah kiblat sehingga tidak terjadi salah arah dalam shalat. Dalam hal produk
teknologi pangan, dengan banyaknya produk makanan yang beredar di masyarakat,
kita mampu mengetahui komponen‑komponen yang dipergunakan sebagai bahan, proses
pembuatannya, sehingga kita dapat mengetahui apakah makanan yang kita konsumsi
itu halal atau haram, begitu pula dengan produk‑produk teknologi lainnya.
Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan yang dicapai itu tidak membuat manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya.
Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan yang dicapai itu tidak membuat manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya.
d) Memperoleh Kesenangan dan
Kebahagiaan Hidup
Kemudahan‑kemudahan yang diperoleh manusia melalui
pemanfaatan teknologi membuat manusia dapat memperoleh kesenangan dan
kebahagiaan hidup serta tetap dalam koridor kesenangan dan kebahagiaan yang
halal, yang diridhai Allah. Allah tidak menghendaki manusia hidup susah, tetapi
sebaliknya Allah menghendaki manusia hidup senang, hidup bahagia. Ketika Allah
menempatkan Adam dan istrinya di bumi,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ
اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ
Artinya:
“Dia-lah
Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu sekalian dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu”
(QS. Al-Baqarah
(2): 29).
e)
Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Kekayaan Alam
Teknologi
meningkatkan kemampuan manusia melakukan eksplorasi kekayaan alam tersebut
secara optimal. Banyak negara, bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam memadai
tetapi karena memiliki kemampuan teknologi canggih hidup lebih sejahtera
dibandingkan dengan negara, bangsa yang memiliki kekayaan alam melimpah tetapi
teknologinya tertinggal. Jepang umpamanya, adalah sebuah negara kecil, yang
miskin akan kekayaan alam, tetapi kemajuan teknologinya tinggi, ia lebih kaya
dibandingkan dengan Indonesia yang kekayaannya melimpah tetapi tertinggal
kemajuan teknologinya dibandingkan dengan Jepang. Masih banyak negara di dunia
ini yang kaya seperti Jepang dan yang tertinggal seperti Indonesia.
Bumi ini
Allah ciptakan dengan baik, artinya memiliki kesempurnaan dankeseimbangan
sehingga dapat bertahan dan menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia.
Karena itu Allah mengingatkan agar pemanfaatan kekayaan alam yang ada di bumi
ini jangan sampai mengganggu keseimbangan alam tersebut. Hal itu Allah ingatkan
dalam firman-Nya:
وَلَا تُفْسِدُوا
فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ
اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang‑orang yang
berbuat baik”.
(QS. al‑A’raf (7) : 56).
f)
Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah.
Bagi orang
beriman, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal yang
diberikan Allah kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada‑Nya sebagai
pemberi nikmat. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mampu melipat‑gandakan
nikmat itu kepadanya, maka rasa syukur kepada‑Nya pun juga akan berlipat ganda.
Rasa syukur kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan “alhamdulillahi
rabbil ‘alamin “, namun hakikat syukur yang sebenarnya adalah memanfaatkan
nikmat itu secara, benar untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Karena
itu diperlukan tekad, kesungguhan untuk mewujudkan rasa syukur dalam amal
kehidupan secara riil. Allah mengingatkan:
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
Artinya: “Dan
(ingatlah) tatakala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat‑Ku),
maka sesungguhnya azab‑Ku sangat pedih “.
QS. Ibrahim (14) : 7.
Sekalipun
demikian, memang banyak manusia, bahkan kebanyakan manusia tidak menyadari
kalau nikmat itu adalah anugerah Allah sehingga ia tidak mensyukuri nikmat
tersebut. Hal ini juga diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
QS. Al-Baqarah (2) : 152
Teknologi
membuat manusia semakin mudah meraih keinginannya, semakin ringan beban hidup
yang harus ditanggung, semakin besar hasil yang bisa diperoleh. Kemudahan,
keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil membuat manusia semakin lupa
kepada Allah, semakin jauh dari-Nya, apabila tidak disikapi secara cermat dan
diiringi dengan iman yang teguh. Karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi
harus dilandasi oleh iman agar pemanfaatannya terarah untuk meningkatkan
kualitas takwanya kepada Allah SWT.
G.
Positf
dan Negatif Dampak Iptek
Adapun contoh Positf dan Negatif Dampak Iptek bisa dilihat dalam tabel dibawah ini:
NO
|
BIDANG
|
POSITIF
|
NEGATIF
|
ANALISIS
|
1
|
Bidang Informasi dan Komunikasi
|
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru dibumi bagian manapun melalui internet.
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
|
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
b. Penggunaan
informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang
bisa disalah gunakan Pihak tertentu untuk tujuan tertentu
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam
d. Kecemasan teknologi
|
Analisis
dilakukan pada 2 orang anak SMA, dan mereka kadang-kadang menggunakan
internet untuk hal-hal yang tidak benar. Seperti menonton video porno.
|
2
|
Bidang Ekonomi dan Industri
|
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b. Terjadinya industrialisasi
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat
d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.
|
a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
b. Sifat konsumtif
|
Analisis
dilakukan oleh anak di bawah umur dari kalangan menengah ke atas.
Kebanyakan dari anak – anak tersebut sudah di fasilitasi gadget – gadget
canggih oleh orang tuanya.
|
3
|
Bidang Sosial dan Budaya
|
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
b. Meningkatnya rasa percaya diri
c. Tekanan,
kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja
keras
|
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
b. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
Pola interaksi antar manusia yang berubah
|
Analisis terhadap kasus salah seorang anggota DPR yang pada saat rapat malah menonton video porno.
|
4
|
BidangPendidikan
|
a. Munculnya media massa,
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru,
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
|
a. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
|
Analisis
dilakukan pada 2 orang anak usia 10 tahun. Hasilnya mereka memiliki
waktu belajar lebih sedikit daripada menyempatkan diri untuk bermain
game online di warnet, menonton TV dan bermain play station.
|
Manusia
telah meninggalkan essensi dari iptek itu sendiri bahwasanya iptek
merupakan pengembangan dari keimanan, yaitu ketaatan kita kepada Sang
Khalik yang memerintahkn manusia untuk mencari ilmu. Seharusnya
iptek yang dikembangkan manusia itu mampu meningkatkan keimanan kepada
Allah SWT dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Manusia harus mengendalikan dan mengarahkan perkembangan iptek kepada jalur yang digariskan Allah SWT. Akan
tetapi realita yang ada ternyata perkembangan iptek membuat manusia
lepas dari jalan-Nya, bahkan dikendalikan oleh penemuan manusia itu
sendiri. Kelemahan inilah yang akhirnya menyebabkan iptek menjadi bumerang bagi kita.Berbagai dampak negatif pun hadir seiring den gan pesatnya perkembangan iptek.
Diantara dampak negatif yang muncul, yaitu:
a. Meningkatnya aksi terorisme yang memanfaatkan kemudahan akses komunikasi dan perakitan senjata atau bom.
b. Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti kasus penyebaran pornografi yang semakin marak saat ini.
c. Selain
itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer seperti
kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file
penting dalam komputer yang dapat menyebabkan stres karena teknologi.
d. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
e. Sifat
konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan
juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan:
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".
f. Asimilasi kepribadian pria dan wanita.
g. Bertukarnya peran antara pria dan wanita.
h. Dekadensi moral.
i. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat seiring dengan semakin lemahnya kontrol sosial masyarakat.
j. Individualistis yang semakin parah.
k. Penyalahgunaan pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2
(dua).
Pertama, menjadikan Aqidah
Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya
dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan
pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan
menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai
dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam
kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)
seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya
pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah
Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah diharamkan oleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat
sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Jika peran ini dapat di
satukan, maka perkembangan iptek dan islam sangat seimbang, dan tidak ada lagi
yang namanya penyalah gunaan iptek.
B. Saran
Sekarang
kemajuan IPTEK sangat berkembang, banyaknya alat tercipta terkadang membuat
lupa akan kewajiban kita terhadap Sholat lima waktu yang di jalankan umat
islam. Maka dari itu , jangan pernah terbawa akan kecanggihan IPTEK semata
sehingga melupak kewajiban kita sebagai umat islam.
Adanya
keseimbangan peran IPTEK dalam islam dapat mempermudah kita menjalankan tugas
dunia dan akhirat, tanpa mengorbankan satu di antaranya, dan jika kita hanya
mengutamakan IPTEK , maka keimanan kita akan luntur ,hanya berpacu pada
kecanggihan duniawi. Dan jika hanya mengutakan ke islaman tanpa mengikuti
perkembangan zaman , maka kita akan pernah mendapat ilmu lebih di dunia.
Sedangkan islam mengajarkan bahwa :
Menuntut
ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa
hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu.
Hadits riwayat Ibnu Abdil
“Tuntutlah
ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada
para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.”
̶̶̶ (H.R. Ibnu Abdil)
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar